Almadani


Surat untuk sahabatku, LSMI ALMADANI    
LSMI ALMADANI
Dari sahabatmu yang sungguh mengagumi mu

13 Juni 2013, Pukul 22:58 di Al-A’raf Cressendo

Bismillah,
Ku awali surat ini dengan seuntai harapan semoga ALMADANI tetap jaya, tetap menjadi barometer pergerakan organisasi di kampus FISIP tercinta, dan tetap melangkah demi kejayaan ummah. ALMADANI, engkau adalah sosok  sahabat bagiku. Kau tau kenapa Aku sebutkan seperti itu? Ini berawal dari ceritaku dulu, cerita ku saat awal mula Aku hadir menjadi sosok yang baru. Tepat tanggal 25 Mei 2011 lalu pertama kalinya Aku menginjakkan kaki di bumi lancang kuning ini, aku hadir dengan beribu harapan, beribu azzam, beribu cita, dan beribu asa. Aku gantungkan itu semua di fakultas ini, fakultas yang menjadi pijak kita hari ini.
Sejenak Aku hendak berbagi cerita dahulu kepadamu. Sebelum ku menginjakkan kaki di sini dan akhirnya bertemu denganmu, ada suatu kekhawatiran yang menggebu dalam pundakku. Kekhawatiran ku muncul karena yang ku tahu mengenai kota ini adalah kota metropolitan yang mungkin dapat mengubah sosok malaikat ridwan menjadi malaikat malik, yang dapat mengubah bau harum menjadi bau busuk, dan kepintaran menjadi kebodohan.
Mungkin engkau heran mengapa aku bisa berfikir sampai seperti itu. Aku rasa mungkin ini karena aku dilahirkan dari rahim seorang ibu yang melahirkanku menjadi seseorang yang pemalu. Ya, itu lah diriku yang dulu. Tidak pernah semasa sekolahku aku berjalan cukup jauh bersama teman-temanku selain bersama Ibu. Sungguh banyak kisah yang sebenarnya ingin ku bagi tentang perjalanan ku sampai saat ini dan akhirnya kita bertemu, bahkan sampai aku duduk di depan lap top ini dan menulis surat cinta untukmu. Terlalu panjang rasanya, apalagi jika di tuangkan dalam tiga lembar kertas. Aku rasa tidak akan cukup.J
Mengenai kekhawatiran itu, aku kerap mencari teman yang aku rasa dapat menjadikan ku seminimal mungkin tetap seperti dulu. Awalnya aku coba mencari saat baksos PKA pertama di FISIP UR. Aku datang sendiri  penuh dengan kebingungan. Namun, ada sedikit cerita yang lucu, kucoba mengajak otakku untuk berfikir dengan melihat sekelilingku waktu itu, ini aku lakukan setelah lama Aku menunggu antrian yang cukup panjang untuk mengisi kertas registrasi masuk . Kau tahu apa yang aku dapatkan? Ternyata bed nama warna kuningku berbeda dengan teman yang ada di depan dan belakangku saat itu, dan kau tahu apa artinya, itu berarti sudah cukup lama aku salah masuk antrian. hehe
Dan akhirnya tetap dengan kebingunganku, aku tiba di dalam ruangan auditorium sutan balia yang menjadi tempat dilaksanakannya baksos tersebut. Dengan santun, ku dengar dan kucatat pembicaraan saat itu, dan sampailah pada pengenalan tentang organisasi-organisasi kampus. Dalam hati ku berkata, “Ini lah yang kutunggu”. Aku memang salah satu orang yang juga menganut paham bahwa sekolah tanpa organisasi atau kuliah tanpa organisasi adalah hampa atau nol besar. Karena diriku saat ini, yang begitu berani berbicara, itu aku rasakan sejak aku aktif berorganisasi semasa sekolah dulu. Pengenalan organisasi waktu itu di awali dari BEM, BLM, HIMA Jurusan, MAPALA, dan satu lagi dirimu, eits maksudnya LSO ALMADANI J . BEM, HIMA Jurusan dan Mapala sudah tidak asing lagi bagiku, sebab sering muncul di  novel-novel remaja yang sering ku pinjam.J Bahkan ada juga salah satu guruku di SMA dulu pernah menjadi aktivis MAPALA. Ibu tersebut pernah menceritakan tentang keseruan yang dia rasakan saat dia aktif di MAPALA, dan itu membuatku  sempat menggantungkan niat untuk masuk kedalamnya. Tapi itu hanya kelabilan masa remaja. :D
Ketika ku dengar ada BLM dan LSO, aku cukup berpikir keras mengartikannya. Dalam diam ku sempat berkata “ Kok kayak pemerintahan Indonesia aj ada legislatif segala, kalo semi otonom ini maksudnya gimana ya?” pertanyaan tentang dirimulah yang ingin cepat ku tahu jawabannya. Akhirnya salah satu perwakilan dari dirimu hadir untuk menggambarkan siapa dirimu sebenarnya. Dia lucu, badannya kecil, tapi terlihat cerdas. Dia berbicara soal hidup ini yang di analogikannya dengan sebuah gelas. Cukup samar ingatanku tentang kejadian waktu itu. Tapi intinya setelah kudengar panjang lebar tentang dirimu, kutulis target di buku catatanku, tulisannya seperti ini “ Ai harus masuk ALMADANI”. Mungkin engkau bertanya kenapa harus ALMADANI? Mau tahu jawabannya? Itu karena sudah lama  rasa cintaku di jalan ini, jalan penuh berkah, penuh cahaya dan aku yakin di dalam tubuhmu berhamburan orang-orang yang sama sepertiku bahkan lebih, dan seperti sosok kecil yang berbicara tadi, dan akhirnya aku berharap  kekhawatiran-kekhawatiranku akan segera pudar ketika ku mengenalmu.
Tidak butuh waktu yang lama aku mencari tahu tentang dirimu. Engkau terlihat santun berada di gedung itu dan di tempatkan di tempat yang kecil, mirip seperti WC dan ternyata itu memang WC. Sungguh luar biasa, Sebuah WC yang kerap dijadikan tempat pembuangan, ternyata  bisa di ubah dan di manfaatkan sebagai tempat para pejuang memperjuangkan titah cinta kepada_Nya. Aku semakin kagum. Dan akhirnya aku beranikan diri untuk bertanya sendiri tentang dirimu. Aku datangi tempat tinggalmu dan berbicara dengan salah satu wanita yang Aku rasa sangat sholeha. Dia terlihat bingung atas pertanyaanku. “ Kakak mau masuk ALMADANI gimana ya?” tanyaku waktu itu. “ Duh maaf belum bisa dek, tapi nanti ada perekrutannya atau boleh kakak minta no. hp adek?” lebih kurang dia berkata seperti itu, mungkin dia juga aneh melihat keberanianku. Kulihat dia, caranya berbicara, berpakaian, membuatku semakin kagum dengan dirimu, karena anggapanku engkau telah menaungi dua orang luar biasa yang sudah ku lihat. Namun, sebenarnya setelah perbincangan itu,  aku sedikit merasa kecewa karena tidak bisa langsung berkenalan dengan dirimu.
Seiring berjalannya waktu, kakak tersebut selalu mengajakku untuk hadir didalam agenda-agenda yang engkau buat. Aku semakin tenang, semakin mengenalmu, semakin merasakan bahwa aku tidak salah memilih teman. Engkaulah temanku. Sampai detik ini aku tak berpaling. Sempat dahulu aku diajak untuk masuk kedalam organisasi lainnya . Setelahku berpikir panjang, aku lebih memilih untuk tetap istiqomah berteman denganmu. Engkau tahu Mengapa? Itu karena banyak ilmu yang ku dapatkan darimu, banyak pengalaman yang ku dapatkan bersamamu, banyak cerita indah yang ku ukir denganmu, banyak catatan sejarah dalam lembar hidupku yang ku garis denganmu, sedikit banyak kau telah menghilangkan kekhawatiran-kekhawatiranku, sedikit banyak engkau telah menjadikan aku lebih dari dulu, dan Engkau telah berhasil membuatku kagum.J
Ini lah seuntai cerita yang mengantarkan aku kepada kekaguman ku itu. Rasanya baru sebentar kita berjumpa dan menjalin sebuah pertemanan,  tapi ternyata sudah hampir dua tahun dan ini adalah tahun terakhir kita bersama. Sebenarnya aku tak ingin cepat berpisah, karena bagiku engkaulah teman setia yang telah lama kunanti kehadirannya. Walau ku tahu engkau memang telah banyak mengajariku, bahwa perjalanan ini sangatlah panjang, dan tidak mesti hanya dilalui denganmu karena masih banyak media lain yang bisa aku tempatkan. Tapi, baiklah setelah ini aku akan berusaha melakukan yang terbaik untuk mu, dan memaksimalkan waktu yang tersisa. Terimaksih untuk segalanya, dan semoga selamanya engkau akan terus menjadi cahaya, memberikan perubahan yang indah kepada generasi insan yang merindukan cinta_Nya. Aamiin
Salam syahdu, dari sahabat yang mengagumimu, Shariyani.

_Selesai_

0 komentar:

Posting Komentar

 

My Destination Template by Ipietoon Cute Blog Design